Jumat, 15 Juni 2012

(Cerpen Remaja) Cintaku Dibawa Lari Sahabatku






M

arah , sedih dan pasrah adalah emosi yang berkembang dalam hatiku saat ini . Betapa tidak , aku telah dikhianati kekasihku sendiri yang  sangat kucintai . Ditambah , dia berselingkuh dengan teman dekatku sendiri . Siapapun orangnya , jika dia mengalami hal yang sama seperti itu , terutama dia adalah seorang wanita , kurasa dia juga akan merasakan hal yang sama denganku ,
Peristiwa itu berawal dua minggu yang lalu . Cuaca saat itu begitu bersahabat, sangat cerah . Tak ada satupun kemuraman yang kurasakan pada awal hari itu . Sang mentari menampakkan dirinya dengan penuh semangat untuk menyinari bumi ini . Dan burung-burung berkicau dengan merdunya melantunkan nyanyian sendu di pohon depan rumahku .
 Itu adalah hari disaat aku diajak kekasihku , sebut saja namanya Rezki , untuk menikmati liburan akhir pekan dengan berwisata ke luar kota . Akupun dengan hati berbunga-bunga mengajak sahabat karibku sejak aku duduk di bangku Taman Kanak-kanak, yaitu Tiwi untuk berlibur bersama kami . Kami berdua selalu disebut-sebut sebagai saudara sedarah karena kedekatan yang terjalin di antara kami . Kedekatan itu ada karena kami sudah mengenal  satu sama lain dari sejak kami TK .
Tak lupa, Tiwi juga ditemani sang pacar yang sudah menjalani hari-hari bersamanya selama  kurang lebih tiga setengah bulan . Tiwi memperkenalkan sang pacar yang bernama Dimas kepadaku setelah satu menit mereka jadian . Jadi , hubunganku dengan Tiwi memang sangat dekat , sampai-sampai apa yang menjadi rahasianya bukan menjadi rahasia lagi karena sudah diceritakannya kepadaku .
Perjalanan kami dari tempat tinggal kami menuju tempat wisata lumayan jauh, namun sangat mengasyikkan . Kami pergi kesana menggunakan mobilku yang dikendarai pacarku, Rezki . Dalam perjalanan, kami melihat pemandangan yang indah di kiri kanan jalan . Sawah dan pegunungan di sepanjang jalan terhampar luas dan menyuguhkan pemandangan yang begitu asri sehinggan mata kami pun terpesona dibuatnya . Pemandangan alam itupun digantikan oleh suasana semarak dan ramainya perkotaan tempat dimana wahana wisata yang kami tuju berada .
Sesampainya di tempat wisata itu  aku langsung membeli tiket sambil bergandengan tangan dengan Rezki . Setelah memasuki tempat wisata itu , aku melihat sangat banyak wahana yang bisa kami coba . Ada kora-kora, hysteria, dan permainan lainnya yang mengasyikkan . Namun, ada satu wahana yang membuat Rezki tertarik , katanya , permainan itu adalah permainan yang menantang, mengasyikkan dan menguji adrenalin . Namun , melihat orang-orang yang berteriak dari atas , aku merasa tidak sependapat dengannya . Jadi , aku memilih tidak ikut naik ke permainan yang namanya Roller Coaster itu , Si Dimas pun berpendapat sama denganku . Memang , kata Tiwi Dimas itu orangnya takut ketinggian , jadi aku maklum saja kalau dia tidak ikutan naik ke Roller Coaster . Sebaliknya , Tiwi sama antusiasnya dengan Rezki dan mereka berdua pun akhirnya hanya berdua naik ke Roller Coaster itu, tanpa aku dan Dimas .
Aku tak tau apa yang mereka lakukan saat mencoba permainan itu , namun dari jauh mereka terlihat sangat akrab dan sering bercanda serta saling melempar senyum  . Senyum yang sangat ceria yang menandakan mereka sangat merasa bahagia saat bersama , itu pendapatku . Untuk sesaat , aku merasa heran serta kaget karena Rezki baru kukenalkan kepada Tiwi dua hari yang lalu , sebelum memutuskan pergi ke tempat ini untuk berlibur bersama pacar masing-masing . Dimas yang kutanyai terlihat cuek dan tak perduli dengan kedekatan antara Tiwi dan Rezki .
Seusai mereka turun dari Roller Coaster mengerikan itu , aku merasa ada yang lain dari sikap mereka berdua . Mereka terus menerus mengobrol, hanya mereka berdua . Lalu aku ?aku dibiarkannya termenung dan tidak diajak bicara .Aku merasa menjadi patung diantara mereka berdua . Entah perasaanku juga sama dengan apa yang dirasakan Dimas atau tidak , namun kulihat dia , rasanya dia bersikap acuh tak acuh terhadap Tiwi dan Rezki , juga kepadaku . Sesaat ku berpikir , kok bisa ya Tiwi punya cowok kayak dia ?
Perhatiankupun masih tertuju pada mereka berdua .Kurasakan ada yang janggal , namun aku tak tahu apa itu . Bagiku , pertemuan pertama dua hari lalu dan pertemuan kedua hari ini tak mungkin menjadikan mereka seakrab itu . Setidaknya , itulah yang kurasakan . Aku semakin bosan dan tak terima dipelakukan seperti patung seperti ini , yang hanya bisa menjadi pendengar setia setiap apa yang mereka berdua obrolkan . Akhirnya akupun memutuskan untuk mengajak Rezki ke tempat lain dimana kita berdua bisa berduaan . Akupun menyela pembicaraan antara Rezki daan Tiwi .
          “Rez , kita kesana aja yuk , kayaknya bagus deh . Wi , kamu ma Dimas pergi berdua yah “, kataku sedikit memaksa .
          “Eh , kemana sih ? kan enakan rame-rame “, Protes Rezki .
          “Iya nih Ri  , kan seruan bareng-bareng”, tambah Tiwi .
Dimas masih saja cuek dalam hal ini . Akupun diam saja mendengar penkataan mereka berdua . Aku berlagak seolah-olah sebagai seorang anak kecil yang meminta es krim kepada ayahnya tetapi tidak diperbolehkan oleh ayahnya . Wajahku kuusahakan secemberut mungkin . Dan sesaat kemudian, entah karena tak enak hati menolak ajakanku atau merasa bahwa aku sedang marah padanya karena menolak ajakanku , Rezki memotong pembicaraannya dengan Tiwi dan berbicara padaku “Ayo kita kesana , kamu kan tadi minta kesana “, Aku tak menjawab karena masih kesal dengan penolakannya tadi , namun aku tetap saja mengikuti dia menuju tempat yang tadi kutunjuk .Meninggalakan Tiwi dan Dimas yang pergi entah kemana .
          “Nah . sudah kan ? Tapi kamu tunggu disini dulu , aku mau ke toilet yang disitu itu , Tapi aku nitip tasku sama kamu ya “, katanya seolah tidak kepada pacarnya sendiri .
          “ehemm”, Jawabku singkat .
Saat Rezki di toilet , kudengar suara ringtone hpnya berbunyi nyaring . Karena tak tahu siapa dan tak mau lancang , akupun membiarkannya . Namun bunyinya terus berdengung , hingga ada nada sms pada hp Rezki . Aku penasaran, apakah sebegitu pentingnya keperluan orang ini . Karena penasaran, kubuka sms dari si pengirim dan ternyata isi smsnya adalah ...
+6285736677889
Beb , kamu ma Riri dmna ? aku dah bsen ni sma Dimas , kmbli ksni aj y ,qt ngbrl” kya td .
Biarin aj si Riri mrah” , toh dia kan mw km ptusin ntar .
-Tiwi
Gimana gak shock akunya ? Akupun melihat daftar panggilannya dan yang menelepon dari tadi itu adalah ... Tiwi .
Tak berapa lama , Rezki keluar dari toilet dan segera mengambil hp di tasnya , namun tak ditemukannya . Dia pun beralih menatapku .
          “Kamu bawa hpku ya ?”, tanyanya .
Tak perlu berkata-kata , aku memperlihatkan sms dari Tiwi dan tanpa kuminta keterangan darinya , dia sudah siap berargumen ,
          “A...aku...”,
          “Aku sudah baca kok tadi , sebelum kamu putusin aku , aku putusin kamu sekarang , tak kusangka ya kamu setega itu sama aku ...”,
          “T...Tapi...”,
          “Ah , sudahlah pembohong kamu !”,
Tak kusangka ternyata Tiwi dan Dimas sedah melihat kami berdua dan mendengar percakapan kami tadi . Tak usah pikir panjang , akupun langsung melabrak Tiwi yang saat itu masih terlihat shock .
          “Bagus ya , udah dianggap sodara sendiri , eh , main serobot milik orang lain . kamu gak tau apa Wi , rasanya sakit hati dihianati kayak gini? Sakit banget Wi , apa lagi yang ngelakuin itu semua tuh temen deketmu dan pacarmu sendiri . Bayangkan ajalah Wi . Kamu itu gak punya perasaan apa ? Gak punya etika apa kamu ? Gak pernah diajarin sama orang tuamu kalau gak boleh nyuri milik orang lain? Atau kamu emang gak suka aku bahagia ? Jawab Wi..”, kataku dengan mata berair .
          “Aku minta maaf Ri , aku gak maksud . Kamu ingat kan aku pernah cerita kalo aku sudah selingkuhin Dimas ? Kamu inget kan? Dan kamu inget kan kalau aku kelihatan shock saat tau pacarmu itu Rezki ? Itu karna aku selingkuhnya sama dia ,Ri . Aku gak tau kalo kamu itu pacarnya dia , beneran Ri “, Jawabnya dengan mata berkaca pula .
Aku ingat , memang dulu Tiwi pernah cerita kalau dia sudah gak cocok dengan Dimas , tapi aku gak tahu alasannya apa . Dan dia bilang , kalau dia sudah selingkuh sama cowok lain . Tapi aku gak tahu siapa . Yang jelas , ciri-ciri yang dikatakannya padaku itu memang persis dengan Rezki .
Aku yang sedang dilanda emosipun , tanpa berpikir panjang berkata pada mereka berdua “ Ah , bulsyit kalian , aku sudah gak percaya ama kalian berdua . Lebih baik kalian jalani hidup kalian berdua saja . Dan ingat ! Jangan pernah kaitkan aku sama hubungan kalian , dan jangan pernah anggap aku sebagai teman atau mantan pacar . Lupakan semua kenangan antara kita , Rez ,dan antara kita berdua , Wi . Karena selama sisa hidupku , aku gak akan sudi berteman dengan para pengkhianat seperti kalian . Sekarang , kita pulang sendiri-sendiri saja!”
Mereka berdua hanya diam dan berangsur pergi dari tempat itu . Namun Tiwi sempat berkata padaku “ Biar saja kau marah padaku Ri , aku ngaku kalo aku memang salah . Tapi , apakah cinta itu salah . Dan cerita tentang persahabatan antara kita berdua , gak akan secepat itu hilang dari ingatanku , begitupun denganmu . Dan aku janji Ri , kalo kamu memang gak mau berteman denganku , aku akan menjauhimu . Tapi bila kamu butuh bantuanku , aku gak akan berpikir dua kali untuk berkata ‘iya , aku siap membantumu’ “, Katanya , dengan senyum dipaksakan . Dia pun pergi bersama Rezki . Dan setelah mereka pergi , aku melihat punggung mereka berdua dengan berlinang air mata dan berkata dalam hati , Aku sangat bersyukur pernah berteman baik denganmu Wi , Tapi aku gak akan pernah memaafkan , apa lagi menghalalkan yang namanya perselingkuhan dan penghianatan . Biarlah kisah kita berakhir menyedihkan seperti ini . Ini adalah yang terbaik bagi kita semua juga akan menjadi pelajaran bagi kau dan aku .
Lalu , akupun berkata pada Dimas yang dari tadi berdiri membisu di sebelahku “ Aku tak tau apa yang kau rasakan saat ini karena melihat pacarmu berselingkuh . Dan akupun tak ingin tahu karena kulihat sepertinya memang kau tak peduli dengan ini semua , sekarang aku akan pulang  dan terserah kau mau bareng bersamaku atau disini saja “.
Untuk pertama kalinya sejak aku berkenalan dengannya , aku mendengarnya bicara lagi kepadaku “Aku ikut denganmu !” Katanya dengan wajah sok serius .*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar