Minggu, 09 Februari 2014

Review Film Old Boy [K-Movie]

 
Setelah setahun film ini mendekam di hardisk, akhirnya siang ini gue tonton. Dan gue bakal bikin review film keren satu ini.
Old boy, kenapa judulnya gini? Emang ceritanya tentang kakek-kakek tua gitu? Hmmm… nggak sepenuhnya salah sih. Film ini menceritakan mengenai seorang ahjussi yang entah kenapa, tanpa alasan yang jelas dikurung di suatu tempat oleh orang yang tidak diketahui identitasnya. Gak tanggung-tanggung, 15 tahun ahjussi harus berada di tempat itu.

Hari itu, malam dan hujan turun lumayan deras. Oh Dae Su, seorang pemabuk, lagi-lagi masuk kantor polisi dengan tuduhan menggoda seorang wanita. Hari itu adalah hari ulang tahun anak perempuan satu-satunya Dae Su. Dia bahkan sudah membawa sebuah kado berupa sayap malaikat untuk putri kecilnya itu.
Namun dia harus menghabiskan malam di kantor polisi? Nalurinya sebagai seorang ayah pun berontak dan ingin segera dibebaskan.
Akhirnya, datanglah penyelamatnya, Joo Hwan, sahabatnya yang entah bagaimana caranya bisa membuatnya keluar dengan segera dari kantor polisi itu.
Di tengah hujan yang rintik-rintik itu, mereka berdua menuju kotak telepon dan menelepon anaknya untuk memberitahu bahwa Dae Su akan segera pulang merayakan ulang tahun anak tercinta.
Tiba giliran Joo Hwan menelepon, seketika itu pula Dae Su menghilang dari tempatnya. Siapa yang menculiknya? Jawabannya adalah seseorang dengan payung ungu. Siapa?
Hari demi hari dilewati Dae Su di kamar kecilnya. Bak kelinci percobaan, dia diperlakukan secara tidak manusiawi. Tapi untunglah ada sebuah TV yang menemaninya sepanjang waktu. Jadi, ketika malam dengan hujan deras dan ada seseorang dengan payung ungu menculikmu, bersahabatlah dengan televisi.
Dan, oh! Makanan yang sama setiap harinya, sebuah pangsit goreng. 
Dia, tentu saja berontak dan meminta jawaban akan siapa dan mengapa dia dikurung, namun sia-sia karena tak ada yang menjawab pertanyaannya itu.
Frustasi, dia akhirnya mengisi kesenggangan waktunya dengan berlatih bela diri
dan melubangi dinding kamarnya dengan sumpit berharap dia akan segera keluar dari kamar itu.
Setiap tahun dilaluinya dengan menambahkan tato di tubuhnya.
Satu garis berarti satu tahun dan dia menato garis itu hingga sebanyak 15 garis. Dari tv pula diketahuinya bahwa istrinya dibunuh dan dialah yang menjadi tersangka utamanya.
Tak perlu bersusah payah melarikan diri dari lubang yang dibuatnya, setelah tepat 15 tahun dia terkurung, akhirnya dia dibebaskan. Tidak begitu saja dibebaskan, tapi dia dihipnotis terlebih dahulu dan dibuang kedalam sebuah koper yang diletakkan di lantai teratas di sebuah gedung.
Bagaimana rasanya melihat sinar matahari pertama kali setelah sekian lama terkurung di kamar kecil hanya dengan pencahayaan lampu, Dae Su?
Bebasnya Dae Su dari penjara kecilnya itu membuatnya bertekad untuk mengetahui identitas orang yang mengurungnya dan membunuhnya. Tapi, tak semudah itu dia menemukan orang itu. Dimana dia bersembunyi?
Hanya berbekal ponsel yang dikirim kepadanya oleh orang yang tidak dikenal, dia berkomunikasi dengan orang itu. Dengan bantuan Mi Do, seorang wanita muda yang ditemuinya di restoran sushi,
dan kawannya Joo Hwan, dia berkelana kesana kemari untuk mengungkap rahasia siapa orang itu dan mengapa orang itu mengurungnya.
Dan bertemulah dia dengan orang yang selama ini mengurungnya, Woo Jin.
Orang kaya dengan kemeja mahal dan bawahan yang banyak. Setelah mengetahuinya, Dae Su langsung berusaha membunuhnya, namun Woo Jin menginginkan Dae Su untuk menjawab pertanyaan “mengapa”. Apakah itu “ mengapa aku dikurung?”? mengapa? Dan Dae Su disuruh mencari alas an itu dengan tenggat waktu sampai tanggal 5 Juli. Kenapa harus 5 Juli? Adakah sebab khusus?
Akhirnya Dae Su mencari kebenaran apa yang membuatnya dikurung. Mengapa Woo Jin sangat benci padanya? Clue satu-satunya yang diberikan Woo Jin adalah “entah butiran pasir atau batu, keduanya sama-sama tenggelam”. Bagaimana cara Dae Su menemukan kebenaran itu?
Apakan jawaban yang diinginkan Woo Jin adalah “mengapa Dae Su dikurung?”? ternyata tidak. Dia ingin Dae Su mengetahui “mengapa dia dibebaskan”, bukan “mengapa dia dikurung”.
Mi Do, perempuan belia yang ditemuinya secara tidak sengaja.
Dengan keraguan di awal apakan dia benar-benar membantu Dae Su, ternyata diam-diam mencuri hati Dae Su. Dan begitu pula Mi Do. Mereka pun menghabiskan malam bersama tanpa tahu bahwa ada benang yang mengikat mereka. Apakah itu?
Percayalah, semua yang terjadi pada Dae Su bukanlah kebetulan semata. Seperti seorang pengendali, Woo Jin lah yang memegang remote control itu.
Fitnah dan kesalah pahaman, kesalahan akibat hubungan terlarang. Seandainya dulu Dae Su tak mengetahui fakta itu. Seandainya saja…. Mungkin sekarang dia akan hidup tenang. Butiran pasir dan batu, keduanya akan sama-sama tenggelam. Entah itu kesalahan kecil atau besar, itu tetap kesalahan. Poor Dae Su.
Dan, setelah mengetahui semua kebenaran kasusnya, bukan Woo Jin yang akan berlutut dihadapan Dae Su, tapi Dae Su lah yang berlutut dihadapan Woo Jin dan seketika berubah menjadi orang gila bahkan sampai memotong lidahnya. Kenyataan yang menyakitkan…dan mengerikan.
Bagaimana kisahnya? Mengapa Dae Su berlutut dihadapan Woo Jin? Saksikan sendiri yaa.
Woo Jin, sumpah, alurnya gak terduga. Cuma bisa bilang “ckck” di akhir film.
Film ini keren! Mencampur aduk perasaan penonton. Gila keren banget! Meskipun banyak adegan berdarah, tetep keren ^^
salah satu quote favorit gue. temen gue ada yang nulis quote ini di bio dia. oke, ini masih dalam hangul, artinya : tertawalah dan dunia tertawa bersamamu, menangislah dan kamu akan menangis sendirian.

1 komentar:

  1. Ternyata ada versi koreanya ya,saya baru saja semalam nonton versi baratnya di trans7

    BalasHapus