Orang yang tak terbiasa berlari, atau bahkan yang dalam hidupnya tak
pernah berlari,
saat pertama ia berlari pasti akan merasakan sakit di kakinya.
Tak jauh beda dengan orang yang tak terbiasa menerima cinta, saat dia menerima
cinta,
untuk sesaat dia mungkin akan merasa bersemangat, tapi tak lama dia
juga akan merasa sakit di hatinya.
“Ann, Ann gossip
baru Ann”, bisik Inneke histeris.
“Apaan Ke?
Apaan?”, timpal Pamela.
“Heh, yang
diajak omong Keke kan aku! Kamu ini ngikut aja, apaan Ke?”, tanyaku penasaran.
“Udah udah, nih
gossip gratis tis tis kalian berdua dengerin, tentang Jodi…”
“Jodi yang
pemain sepak bola cakep yang katanya punya banyak cewek tapi masih banyak yang
ngefens itu?”, Putus Pamela.
“Iya cacing,
diem dulu dong pas aku ngomong bisa? Jadi ceritanya itu…..”,lalu Keke alias
Inneke pun membisikkan gossip itu ke telinga kita berdua.
“Apaaa??”, teriakku
dan Pam bersamaan.
“Beneran Ke?”,
aku masih gak percaya dengan gossip yang diceritakan Keke.
“Beneran Ann”.
“Kok bisa? Jodi
yang ganteng itu…Ohmigodd kok bisa?”, balas Pam dengan amat sangat histeris.
“Aku kan gak
kenal dia Ke”,sambungku.
“Nah, itu juga
aku gak tau. Ini juga gossip aku masih agak gak percaya”,jawab Keke.
“Aduh
jantungku.. shock aku”,kataku lagi masih gak percaya.
Tiba-tiba pintu
kelas yang semula tertutup terbuka dengan suara efek yang sangat keras
membuatku makin shock dan kaget.
“Ann??”, Tanya
suara itu.
“aku??”, jawabku
lirih tanpa melihat wajah orang di seberang.
“Ann?? Ikut aku
sekarang!”, perintahnya dengan suara agak memaksa.
Aku yang belum
sadar dari ke-shock-anku pun ikut dengannya, masih belum tahu siapa dia.
Akhirnya kami
sampai di gazebo taman sekolahku. Aku pun sudah mulai tersadar dan ketika
kulihat wajahnya…
“Jodi? Jodi yang
pemain sepak bola cakep yang katanya punya banyak cewek tapi masih banyak yang
ngefens?”, kataku menirukan kata-kata Pamela tadi.
“Ahh, jangan
terlalu jujur gitu dong”, katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang kuyakin
tidak gatal itu.
“Tapi, apa benar
kamu…”,aku terdiam sejenak memikirkan kata yang tepat agar tidak membuatnya
salah paham.
“Jodi, aku baru
denger gossip katanya kamu…”,
“Iya Ann, aku
suka sama kamu. Kamu gimana?” tanyanya tiba-tiba dan tanpa peringatan.
“Tapi kata Keke
tadi kamu Cuma nge-fens aja sama aku”, jawabku. Ya memang aku terlalu gugup
sampai menanyakan hal yang kelihatannya cukup aneh ini.
“Kalo cowok
bilang dia ngefens sama cewek itu ya maksudnya suka Ann, masak kamu gak tahu
sih? Gimana kamu? Pacaran sama aku ya Ann!”,
“Eh, tapi..”
“Gak usah
tapi-tapian, kita jadian sekarang. Oke tanggal jadian kita hari ini. Sabtu 17
November 2012, perlu ditulis di batang pohon segala gak biar gak lupa? Eh
yaudah nanti malem kita kencan ya. Oh ya nomer hape kamu berapa? Nanti aku
telpon kamu kan aku juga belum tahu alamat kamu, nanti aku jemput pokoknya ya
jam 7 tepat. Dandan yang cantik. Gak usah bawa uang, nanti jajannya aku bayarin
semua. Oya satu lagi, kalo ada anak yang ngaku-ngaku dia pacarku terus
ngelabrak kamu, gak usah diambil hati, dia jelas bohong. Oke?”,katanya panjang
lebar dan sangat antusias.
“Eh, tapi..”,
“oke udah jelas
kan? Jangan lupa nanti malem, kelasku udah ada gurunya nih. Dadah!”.
Jodi pun pergi
dengan menyisakan banyak penonton di depanku yang kebanyakan adalah perempuan.
Aku yakin mereka adalah fans setia Jodi yang sangat patah hati melihat
kenyataan tadi. Aku malu sekali dlihat begitu banyak pasang mata. Untungnya Pam
dan Keke segera menyeretku ke tempat teraman di sekolah. Perpustakaan.
Begitulah
akhirnya. Aku, yang sudah hidup 17 tahun tanpa pernah punya pacar, tiba-tiba
mendapat pengakuan seperti itu. Aku bahkan belum menjawab apa-apa tapi kita
sudah resmi jadian. Jadiannya sama anak paling ganteng super terkenal seantero
sekolah lagi. Betapa beruntungnya aku.
Siang berganti malam.
Aku sudah berdandan sangat cantik –menurutku- dan memakai parfum paling wangi
yang mama punya. Kulihat jam didinding. Sudah jam 7 lewat 10. Tapi Jodi masih
belum muncul juga. Apa dia gak ketemu alamatku? Kan tadi udah aku kirimi
alamatku lewat hape. Apa pending? Ah gak mungkin, kan udah ada laporan
pengirimannya.
Tak ada pilihan
lain, aku pun menunggu, jam setengah 8, nihil dia masih belum datang. Kulihat
hapeku, tak ada sms atau panggilan masuk. Ingin aku menghubunginya, tapi rasa
gengsi lebih penting bagiku. Jam 8, dia masih belum tampak. Tak ada tanda-tanda
kedatangannya. Jam 9, aku udah terlalu sabar nunggu. Aku sudah sangat lelah dan
mengantuk. Yasudah lah aku tidur aja. Sia-sia menunggu orang yang tak pasti.
Pikirku.
Besoknya, hari
Minggu. Dia juga tidak menghubungiku sama sekali. Bahkan permintaan maaf walau
hanya melalui sms pun tak ada. Oke, tak apa. aku bertanya padanya besok waktu
masuk sekolah saja.
Keesokan
harinya, aku ada pelatihan atletik, tepatnya lari sampai pulang sekolah.
Akhirnya urung niatku menghampiri Jodi. Besoknya lagi, aku ada ulangan mendadak
dan tak ada istirahat, dan aku pun harus menyelesaikan pekerjaan kelompokku
hari itu.Hari itu aku tidak punya kesempatan lagi bertemu dengan Jodi. Hari
Rabu, masih dengan kesibukan yang sangat padat. Aku harus menghadiri rapat
untuk merayakan keberhasilan tim lari pada perlombaan sebelumnya. Kamis? Oh aku
ada kegiatan untuk memilih dan menempel mading di sekolah. Aku sudah lupa
dengan “jadi pacar sedetik” Jodi. Aku anggap dia sebagai angin lalu. Aku sudah
tidak mempermasalahkannya karena aku juga awalnya tidak punya keinginan untuk
jadian dengannya, bahkan aku pun tidak ngefes padanya. Kalau saja yang
di’tembak’ itu Pam lain lagi ceritanya,
Tapi, tiba-tiba
seminggu setelah kejadian “ditembak Jodi”, Jodi dating menghampiriku yang
tengah berlatih lari di lapangan.
“Hai Ann”,
“Apa Jod”,
jawabku ketus.
“Maaf ya…”
“Maaf apa? Kamu
gak ada salah apa-apa kok”,
“Malam itu…”
“Ah, kamu kan
Cuma iseng aja kan waktu itu yang kamu bilang ke aku Cuma bercanda kan? Gak
apa-apa Jod, aku juga gak nganggep serius kok”
“Ann, aku
beneran suka sama kamu”
“Hahaha.. gak
usah bercanda gitu Jod. Udah ya aku mau latihan dulu.”
“Tapi Ann, aku
beneran..”
“Udahlah Jod,
aku juga lagi gak pengen punya pacar”
Dan aku pun melanjutkan
lari lagi. Tapi setelah selesai, ternyata aku menemukan Jodi masih menungguku
di pinggir lapangan.
“Kamu sebenernya
pengin apa sih Jod?”
“Aku Cuma pengen
jadi pacarmu Ann”
“pacar apaan?
Pacar kilat? Pacar sehari? Atau pacar semenit?”
“Ann…”
“Ah Jod, aku
bukan salah satu fans mu, jadi gak akan berhasil deh kamu ngerayu aku.”
“Tapi kan kamu
masih pacaran sama aku Ann.”
“Kapan aku jadi
pacarmu Jod?”
“Sabtu 17
November 2012 dan sekarang hari jadi kita yang seminggu Ann, ingat?”
“Aku kan gak
pernah bilang aku mau jadi pacarmu Jod!”
“Tapi udah
banyak saksinya kalau kita jadian hari itu Ann, udah Ann gak usah banyak alasan
deh.”
“Oke kalo kita
udah jadian, aku mau putus sekarang.”
“Hahh? Gak bisa
Ann, kencan aja kita gak pernah.”
“Kencan? Kamu
beneran mau kencan? Dasar kamu jambu, janjimu janji-janji busuk. Gak ingat
janji yang kemaren? Udah lah kita putus sekarang!”
“Ann, yang waktu
itu aku beneran gak bisa datang Ann.”
“Oke udah cukup
dadah Jodi. Kita gak usah ketemu aja biar gak canggung, sekali lagi dadah”
Aku akan pergi
dan Jodi pun juga sepertinya akan pergi, tapi aku berbalik lagi dan
memanggilnya
“Eh Jod, aku
juga mau bilang sesuatu lagi sama kamu ‘Orang yang tak terbiasa berlari, atau
bahkan yang dalam hidupnya tak pernah berlari, saat pertama ia berlari pasti
akan merasakan sakit di kakinya. Tak jauh beda dengan orang yang tak terbiasa
menerima cinta,saat dia menerima cinta, untuk sesaat dia mungkin akan merasa
bersemangat, tapi tak lama dia juga akan merasa sakit di hatinya.”
--bersambung--
lanjut ke part #2nya disini
lanjut ke part #2nya disini
Nb : Jadi, ceritanya, cerita ini nih mau gue bikin cerbung alias cerita bersambung. tapi karena mood gue kadang ada kadang enggak, mungkin lanjutan cerita ini bakal cukup lama gue post lagi. arigatou :))
peteeeeeek... Itu semua bikin sendiri? Prolognya, gambarnya, ceritanya?
BalasHapusAku suka prolognyaaaaaaaaaa :D
jangan berhenti nulis yaa, I'm your big big fan :*
ini yang komen siapa ya ._." iyaa makasiih. lagi males nulis tapi. semangatin dong :D
Hapus