Senin, 09 Desember 2013

Hai Jodi Eps. Pacar sedetik

Orang yang tak terbiasa berlari, atau bahkan yang dalam hidupnya tak pernah berlari,
saat pertama ia berlari pasti akan merasakan sakit di kakinya.
Tak jauh beda dengan orang yang tak terbiasa menerima cinta, saat dia menerima cinta,
untuk sesaat dia mungkin akan merasa bersemangat, tapi tak lama dia juga akan merasa sakit di hatinya.


“Ann, Ann gossip baru Ann”, bisik Inneke histeris.
“Apaan Ke? Apaan?”, timpal Pamela.

“Heh, yang diajak omong Keke kan aku! Kamu ini ngikut aja, apaan Ke?”, tanyaku penasaran.
“Udah udah, nih gossip gratis tis tis kalian berdua dengerin, tentang Jodi…”
“Jodi yang pemain sepak bola cakep yang katanya punya banyak cewek tapi masih banyak yang ngefens itu?”, Putus Pamela.
“Iya cacing, diem dulu dong pas aku ngomong bisa? Jadi ceritanya itu…..”,lalu Keke alias Inneke pun membisikkan gossip itu ke telinga kita berdua.
“Apaaa??”, teriakku dan Pam bersamaan.
“Beneran Ke?”, aku masih gak percaya dengan gossip yang diceritakan Keke.
“Beneran Ann”.
“Kok bisa? Jodi yang ganteng itu…Ohmigodd kok bisa?”, balas Pam dengan amat sangat histeris.
“Aku kan gak kenal dia Ke”,sambungku.
“Nah, itu juga aku gak tau. Ini juga gossip aku masih agak gak percaya”,jawab Keke.
“Aduh jantungku.. shock aku”,kataku lagi masih gak percaya.
Tiba-tiba pintu kelas yang semula tertutup terbuka dengan suara efek yang sangat keras membuatku makin shock dan kaget.
“Ann??”, Tanya suara itu.
“aku??”, jawabku lirih tanpa melihat wajah orang di seberang.
“Ann?? Ikut aku sekarang!”, perintahnya dengan suara agak memaksa.
Aku yang belum sadar dari ke-shock-anku pun ikut dengannya, masih belum tahu siapa dia.
Akhirnya kami sampai di gazebo taman sekolahku. Aku pun sudah mulai tersadar dan ketika kulihat wajahnya…
“Jodi? Jodi yang pemain sepak bola cakep yang katanya punya banyak cewek tapi masih banyak yang ngefens?”, kataku menirukan kata-kata Pamela tadi.
“Ahh, jangan terlalu jujur gitu dong”, katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang kuyakin tidak gatal itu.
“Tapi, apa benar kamu…”,aku terdiam sejenak memikirkan kata yang tepat agar tidak membuatnya salah paham.
“Jodi, aku baru denger gossip katanya kamu…”,
“Iya Ann, aku suka sama kamu. Kamu gimana?” tanyanya tiba-tiba dan tanpa peringatan.
“Tapi kata Keke tadi kamu Cuma nge-fens aja sama aku”, jawabku. Ya memang aku terlalu gugup sampai menanyakan hal yang kelihatannya cukup aneh ini.
“Kalo cowok bilang dia ngefens sama cewek itu ya maksudnya suka Ann, masak kamu gak tahu sih? Gimana kamu? Pacaran sama aku ya Ann!”,
“Eh, tapi..”
“Gak usah tapi-tapian, kita jadian sekarang. Oke tanggal jadian kita hari ini. Sabtu 17 November 2012, perlu ditulis di batang pohon segala gak biar gak lupa? Eh yaudah nanti malem kita kencan ya. Oh ya nomer hape kamu berapa? Nanti aku telpon kamu kan aku juga belum tahu alamat kamu, nanti aku jemput pokoknya ya jam 7 tepat. Dandan yang cantik. Gak usah bawa uang, nanti jajannya aku bayarin semua. Oya satu lagi, kalo ada anak yang ngaku-ngaku dia pacarku terus ngelabrak kamu, gak usah diambil hati, dia jelas bohong. Oke?”,katanya panjang lebar dan sangat antusias.
“Eh, tapi..”,
“oke udah jelas kan? Jangan lupa nanti malem, kelasku udah ada gurunya nih. Dadah!”.
Jodi pun pergi dengan menyisakan banyak penonton di depanku yang kebanyakan adalah perempuan. Aku yakin mereka adalah fans setia Jodi yang sangat patah hati melihat kenyataan tadi. Aku malu sekali dlihat begitu banyak pasang mata. Untungnya Pam dan Keke segera menyeretku ke tempat teraman di sekolah. Perpustakaan.
Begitulah akhirnya. Aku, yang sudah hidup 17 tahun tanpa pernah punya pacar, tiba-tiba mendapat pengakuan seperti itu. Aku bahkan belum menjawab apa-apa tapi kita sudah resmi jadian. Jadiannya sama anak paling ganteng super terkenal seantero sekolah lagi. Betapa beruntungnya aku.
Siang berganti malam. Aku sudah berdandan sangat cantik –menurutku- dan memakai parfum paling wangi yang mama punya. Kulihat jam didinding. Sudah jam 7 lewat 10. Tapi Jodi masih belum muncul juga. Apa dia gak ketemu alamatku? Kan tadi udah aku kirimi alamatku lewat hape. Apa pending? Ah gak mungkin, kan udah ada laporan pengirimannya.
Tak ada pilihan lain, aku pun menunggu, jam setengah 8, nihil dia masih belum datang. Kulihat hapeku, tak ada sms atau panggilan masuk. Ingin aku menghubunginya, tapi rasa gengsi lebih penting bagiku. Jam 8, dia masih belum tampak. Tak ada tanda-tanda kedatangannya. Jam 9, aku udah terlalu sabar nunggu. Aku sudah sangat lelah dan mengantuk. Yasudah lah aku tidur aja. Sia-sia menunggu orang yang tak pasti. Pikirku.
Besoknya, hari Minggu. Dia juga tidak menghubungiku sama sekali. Bahkan permintaan maaf walau hanya melalui sms pun tak ada. Oke, tak apa. aku bertanya padanya besok waktu masuk sekolah saja.
Keesokan harinya, aku ada pelatihan atletik, tepatnya lari sampai pulang sekolah. Akhirnya urung niatku menghampiri Jodi. Besoknya lagi, aku ada ulangan mendadak dan tak ada istirahat, dan aku pun harus menyelesaikan pekerjaan kelompokku hari itu.Hari itu aku tidak punya kesempatan lagi bertemu dengan Jodi. Hari Rabu, masih dengan kesibukan yang sangat padat. Aku harus menghadiri rapat untuk merayakan keberhasilan tim lari pada perlombaan sebelumnya. Kamis? Oh aku ada kegiatan untuk memilih dan menempel mading di sekolah. Aku sudah lupa dengan “jadi pacar sedetik” Jodi. Aku anggap dia sebagai angin lalu. Aku sudah tidak mempermasalahkannya karena aku juga awalnya tidak punya keinginan untuk jadian dengannya, bahkan aku pun tidak ngefes padanya. Kalau saja yang di’tembak’ itu Pam lain lagi ceritanya,
Tapi, tiba-tiba seminggu setelah kejadian “ditembak Jodi”, Jodi dating menghampiriku yang tengah berlatih lari di lapangan.
“Hai Ann”,
“Apa Jod”, jawabku ketus.
“Maaf ya…”
“Maaf apa? Kamu gak ada salah apa-apa kok”,
“Malam itu…”
“Ah, kamu kan Cuma iseng aja kan waktu itu yang kamu bilang ke aku Cuma bercanda kan? Gak apa-apa Jod, aku juga gak nganggep serius kok”
“Ann, aku beneran suka sama kamu”
“Hahaha.. gak usah bercanda gitu Jod. Udah ya aku mau latihan dulu.”
“Tapi Ann, aku beneran..”
“Udahlah Jod, aku juga lagi gak pengen punya pacar”
Dan aku pun melanjutkan lari lagi. Tapi setelah selesai, ternyata aku menemukan Jodi masih menungguku di pinggir lapangan.
“Kamu sebenernya pengin apa sih Jod?”
“Aku Cuma pengen jadi pacarmu Ann”
“pacar apaan? Pacar kilat? Pacar sehari? Atau pacar semenit?”
“Ann…”
“Ah Jod, aku bukan salah satu fans mu, jadi gak akan berhasil deh kamu ngerayu aku.”
“Tapi kan kamu masih pacaran sama aku Ann.”
“Kapan aku jadi pacarmu Jod?”
“Sabtu 17 November 2012 dan sekarang hari jadi kita yang seminggu Ann, ingat?”
“Aku kan gak pernah bilang aku mau jadi pacarmu Jod!”
“Tapi udah banyak saksinya kalau kita jadian hari itu Ann, udah Ann gak usah banyak alasan deh.”
“Oke kalo kita udah jadian, aku mau putus sekarang.”
“Hahh? Gak bisa Ann, kencan aja kita gak pernah.”
“Kencan? Kamu beneran mau kencan? Dasar kamu jambu, janjimu janji-janji busuk. Gak ingat janji yang kemaren? Udah lah kita putus sekarang!”
“Ann, yang waktu itu aku beneran gak bisa datang Ann.”
“Oke udah cukup dadah Jodi. Kita gak usah ketemu aja biar gak canggung, sekali lagi dadah”
Aku akan pergi dan Jodi pun juga sepertinya akan pergi, tapi aku berbalik lagi dan memanggilnya
“Eh Jod, aku juga mau bilang sesuatu lagi sama kamu ‘Orang yang tak terbiasa berlari, atau bahkan yang dalam hidupnya tak pernah berlari, saat pertama ia berlari pasti akan merasakan sakit di kakinya. Tak jauh beda dengan orang yang tak terbiasa menerima cinta,saat dia menerima cinta, untuk sesaat dia mungkin akan merasa bersemangat, tapi tak lama dia juga akan merasa sakit di hatinya.”

--bersambung--
lanjut ke part #2nya disini
Nb : Jadi, ceritanya, cerita ini nih mau gue bikin cerbung alias cerita bersambung. tapi karena mood gue kadang ada kadang enggak, mungkin lanjutan cerita ini bakal cukup lama gue post lagi. arigatou :))

2 komentar:

  1. peteeeeeek... Itu semua bikin sendiri? Prolognya, gambarnya, ceritanya?
    Aku suka prolognyaaaaaaaaaa :D
    jangan berhenti nulis yaa, I'm your big big fan :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini yang komen siapa ya ._." iyaa makasiih. lagi males nulis tapi. semangatin dong :D

      Hapus