Minggu, 27 April 2014

Review The Raid - Redemption [Film Indonesia]

The Raid - Redemption adalah salah satu film yang sukses di pasaran Indonesia maupun mancanegara. film ini adalah seri pertama  dari trilogy yang akan dibuat. 
Dan gue lihat film The Raid - Redemption ini pun setelah setahun lebih film ini meluncur di bioskop-bioskop. Dan sekarang, saat gue nulis review ini, film keduanya, Tha Raid - Berandal pun sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop kesayangan anda.
Kesan pertama lihat film ini?
Hm.
Ngilu.
Jadi nih ceritanya, si Iko Uwais, ato yang dalam film namanya Rama, dapet tugas buat meringkus penjahat kelas atas.
Rama sendiri disini berperan sebagai seorang yang entah namanya apa, yang gue tahu yang pakaiannya gitu tuh gegana. Iya gak sih?.

Penjahat yang diincar bukan sembarang penjahat. Dia pencuri, pembunuh, bandar narkoba dan pelaku berbagai kejahatan yang sudah menjadi buronan utama para polisi. Bukan hanya seorang penjahat kelas kakap, dia pun rupanya berani membangun sebuah apartemen untuk dikontrakkan kepada para buronan polisi. Oleh sebab itulah, Rama dan teman-temannya, dibawah komando sersan Jaka (Joe Taslim) melakukan sebuah misi untuk menangkap penjahat itu (Rae Sahetapy).
Jaka sendiri mendapat perintah itu langsung dari letnannya. Namun ternyata, misi itu bukanlah misi resmi. Sang letnan ternyata diutus oleh seorang yang tak pernah ia sebutkan sebelumnya pada Jaka. Oleh sebab itulah dia tak bisa mendapat back up atau bantuan saat dia merasa posisinya terpojok saat menjelajah apartemen itu.
Dan kesalahan terbesar Jaka adalah mengirim pasukan pemula untuk mengepung apartemen tersebut untuk menghadapi lawan yang rupanya tak sepadan untuk mereka. Alhasil? Pasukan pun tumbang satu persatu.
Oke, diawal mereka sukses menjalankan misi ini, namun hanya karena kesalahan setitik, rusaklah susu sebelangga. Si bos berbagai kejahatan itupun tahu langkah para polisi itu. Setelah mengetahui ada tamu yang tak diundang masuk kedalam kerajaannya, dia mengiming-imingi penghuni kontrakan yang semuanya adalah buronan untuk menghabisi mereka dan memberi imbalan yang sesuai.
Banyak korban berjatuhan. Disisi polisi. Maupun disisi penjahat. Satu persatu kawan Rama tumbang. Namun kegigihannya sampai akhir akhirnya membawanya kembali keluar dengan selamat. Lalu, siapa yang turut selamat bersama Rama dan bisa keluar dari apartemen maut itu?
Bukan karena usahanya sendiri.
Ternyata didalam sarang penjahat tersebut ada wajah yang tak asing baginya. Andi. Tangan kanan si bos terasa tak asing bagi Rama. Siapa Andi?
Sersan Jaka, pemimpin yang sangat bertanggung jawab tak mau keluar dari sarang penjahat meski pintu telah terbuka lebar. Melihat anak buahnya yang masih terkepung didalam, dia akhirnya kembali lagi dengan tujuan mulianya.
Namun naas, nasib tak berpihak padanya. Maddog, tangan kanan si bos yang satunya, telah merampas masa depan dari tangannya.
Sang letnan, penyebab dari segala darah yang tumpah hari itu, dengan caranya sendiri berusaha keluar dari tempat mengerikan itu. Penghianatan muncul demi egoismenya sendiri. Mampukan dia keluar? Bagaimana caranya?
Si bos, dia sudah tahu waktu ini akan tiba. Segala persiapan telah dilakukannya. CCTV dimana-mana, anak buah yang ahli menembak, beladiri dan lain-lain dia pun sudah punya. Namun tampaknya kuasanya kali ini tak mampu lagi menahan takdirnya yang kurang baik hari itu.
Secara keseluruhan, 90% film ini adalah action. Tembak menembak, baku hantam, bacok membacok, darah dimana-mana. Lihat film ini rasanya ngilu. Adegan yang ditampilkan kayaknya jelas banget. Apalagi pas bagian luka dan darah yang mengalir. Fiuh ..

Yah, overall bagus sih, gak heran film ini booming banget. See you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar