The Raid - Redemption adalah salah satu film yang sukses di pasaran Indonesia maupun mancanegara. film ini adalah seri pertama dari trilogy yang akan dibuat.
Dan gue lihat
film The Raid - Redemption ini pun setelah setahun lebih film ini meluncur di
bioskop-bioskop. Dan sekarang, saat gue nulis review ini, film keduanya, Tha
Raid - Berandal pun sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop kesayangan anda.
Kesan pertama lihat film ini?
Hm.
Ngilu.
Rama sendiri
disini berperan sebagai seorang yang entah namanya apa, yang gue tahu yang
pakaiannya gitu tuh gegana. Iya gak sih?.
Penjahat yang diincar bukan sembarang penjahat. Dia pencuri,
pembunuh, bandar narkoba dan pelaku berbagai kejahatan yang sudah menjadi
buronan utama para polisi. Bukan hanya seorang penjahat kelas kakap, dia pun
rupanya berani membangun sebuah apartemen untuk dikontrakkan kepada para
buronan polisi. Oleh sebab itulah, Rama dan teman-temannya, dibawah komando
sersan Jaka (Joe Taslim) melakukan sebuah misi untuk menangkap penjahat itu
(Rae Sahetapy).
Jaka sendiri mendapat perintah itu langsung dari letnannya.
Namun ternyata, misi itu bukanlah misi resmi. Sang letnan ternyata diutus oleh
seorang yang tak pernah ia sebutkan sebelumnya pada Jaka. Oleh sebab itulah dia
tak bisa mendapat back up atau bantuan saat dia merasa posisinya terpojok saat
menjelajah apartemen itu.
Dan kesalahan terbesar Jaka adalah mengirim pasukan pemula
untuk mengepung apartemen tersebut untuk menghadapi lawan yang rupanya tak
sepadan untuk mereka. Alhasil? Pasukan pun tumbang satu persatu.
Oke, diawal mereka sukses menjalankan misi ini, namun hanya
karena kesalahan setitik, rusaklah susu sebelangga. Si bos berbagai kejahatan
itupun tahu langkah para polisi itu. Setelah mengetahui ada tamu yang tak
diundang masuk kedalam kerajaannya, dia mengiming-imingi penghuni kontrakan
yang semuanya adalah buronan untuk menghabisi mereka dan memberi imbalan yang
sesuai.
Banyak korban berjatuhan. Disisi polisi. Maupun disisi
penjahat. Satu persatu kawan Rama tumbang. Namun kegigihannya sampai akhir
akhirnya membawanya kembali keluar dengan selamat. Lalu, siapa yang turut
selamat bersama Rama dan bisa keluar dari apartemen maut itu?
Bukan karena usahanya sendiri.
Ternyata didalam sarang
penjahat tersebut ada wajah yang tak asing baginya. Andi. Tangan kanan si bos
terasa tak asing bagi Rama. Siapa Andi?
Sersan Jaka, pemimpin yang sangat bertanggung jawab tak mau
keluar dari sarang penjahat meski pintu telah terbuka lebar. Melihat anak
buahnya yang masih terkepung didalam, dia akhirnya kembali lagi dengan tujuan
mulianya.
Namun naas, nasib tak berpihak padanya. Maddog, tangan kanan si bos
yang satunya, telah merampas masa depan dari tangannya.
Sang letnan, penyebab dari segala darah yang tumpah hari
itu, dengan caranya sendiri berusaha keluar dari tempat mengerikan itu.
Penghianatan muncul demi egoismenya sendiri. Mampukan dia keluar? Bagaimana
caranya?
Si bos, dia sudah tahu waktu ini akan tiba. Segala persiapan
telah dilakukannya. CCTV dimana-mana, anak buah yang ahli menembak, beladiri
dan lain-lain dia pun sudah punya. Namun tampaknya kuasanya kali ini tak mampu
lagi menahan takdirnya yang kurang baik hari itu.
Secara keseluruhan, 90% film ini adalah action. Tembak
menembak, baku hantam, bacok membacok, darah dimana-mana. Lihat film ini
rasanya ngilu. Adegan yang ditampilkan kayaknya jelas banget. Apalagi pas
bagian luka dan darah yang mengalir. Fiuh ..
Yah, overall bagus sih, gak heran film ini booming banget. See
you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar